No Widgets found in the Sidebar
drakortv.org

Sejarah & Asal Tari Kipas Pakarena – Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai banyak sekali kesenian tradisional. Dengan salah satunya yaitu kesenian tari daerah yang cukup populer bagi masyarakat Indonesia. Tari Kipas Pakarena namanya, Tarian ini adalah tarian daerah yang berasal dari daerah Goa, Provinsi Sulawesi Selatan.

Tarian tersebut ditampilkan ketika ada suatu acara-acara yang sifatnya yaitu menghibur maupun sebagai pelengkap ketika ada upacara adat. Selain digunakan sebagai acara tersebut, Tari Kipas Pakarena juga dipertunjukkan sebagai bentuk promosi wisata daerah Sulawesi Selatan.

Tari Kipas Pakarena ini dimainkan oleh penari wanita berjumlah 5 sampai 7 orang, dengan memakai pakaian adat dan membawa sebuah kipas. Serta diiringi oleh alat musik yang dinamakan Gondrong Rinci. Alat musik itu merupakan perpaduan alunan antara alat musik seruling dengan alat musik geundrang.

Tarian daerah ini telah menjadi kekuatan tradisi bagi masyarakat daerah Gowa sejak zaman dahulu lamanya. Sehingga kita sebagai penerus bangsa perlu untuk mengenal, mempelajari, berupaya untuk melestarikan kesenian tari daerah ini.

Agar kamu dapat mengenal, dan memahami secara lengkap mengenai Tarian Kipas Pakarena. Kamu bisa menyimak pembahasannya selengkapnya Tari Kipas Pakarena. Mulai dari Sejarah, Fungsi, Makna, hingga Perkembangan dari tarian kipas pakarena.

Baca Juga : Tari Golek Menak: Sejarah, Properti, dan Keunikan Tariannya

Sejarah & Asal Tari Kipas Pakarena

Tarian kipas adalah kesenian tari daerah yang berasal dari Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Di daerah Gowa, nama tarian ini mempunyai nama Tari Kipas Pakarena.

Berdasarkan sejarah, Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu kesenian tari peninggalan dari Kerajaan Gowa. Dahulunya, kerajaan itu mengalami masa kejayaan dan berhasil menguasai daerah Sulawesi yang berada di bagian selatan sejak bertahun-tahun.

Menurut bahasa dari daerah setempat kata “Pakarena” berasal dari kata “karena” yang mempunyai makna yaitu “main”. Tarian ini sendiri telah dijadikan sebagai tarian daerah oleh masyarakat daerah Gowa yang dahulunya adalah bekas dari Kerajaan Gowa.

Tarian daerah ini dulunya, dimainkan di dalam istana Kerajaan Gowa oleh seorang putri-putri bangsawan. Tari Kipas Pakarena tersebut juga digunakan sebagai bentuk pelengkap maupun suatu hal wajib dipertunjukkan ketika ada upacara adat, pesta kerajaan, dan lain sebagainya.

Pada zaman dahulu katanya, tarian ini berasal dari kisah perpisahan yang terjadi antara penghuni limo atau disebut juga bumi, dengan botong langit atau disebut juga sebagai negeri khayangan. Sebelum terjadi perpisahan, diceritakan bahwa botong langit telah memberikan ilmunya mengenai bagaimana cara hidup di bumi dengan baik.

Mulai dari bercocok tanam, beternak sampai dengan berburu semuanya telah diajarkannya kepada para penghuni limo. Mereka mengajarkannya melalui sebuah gerakan kaki maupun gerakan tangan. Dari gerakan tersebutlah menjadikan para penghuni limo untuk membuat hal itu sebagai sebuah ritual.

Ritual tersebut dipakainya sebagai bentuk ungkapan rasa syukur yang telah diberikannya pada botong langit. Hingga akhirnya muncullah sebuah nama tarian bernama Tari Kipas. Gerakan pada tarian tersebut mengandung sebuah ekspresi kelembutan.

Hal itu menggambarkan mengenai sebuah sifat yang dimiliki oleh perempuan daerah Gowa yaitu patuh, setia, sopan, dan hormat pada lelaki, terutamanya terhadap suami. Pada dasarnya, Tarian Kipas ini terbagi ke dalam 12 bagian. Hanya saja tari kipas ini sangat sulit untuk dibedakan, terlebih-lebih bagi orang yang baru mengenal sebab gerakan pada tarian ini hampir serupa.

Setiap gerakan pada tari ini mempunyai makna masing-masing. Misalnya yaitu ketika para penari melakukan gerakan duduk, maka hal itu sebagai bentuk tanda dimulai dan diakhiri pertunjukan Tari Kipas. Sementara untuk gerakan berputar searah dengan jarum jam mempunyai makna berupa siklus hidup pada manusia. Serta beberapa gerakan lainnya yang memiliki makna tersendirinya.

Selain itu, Tari Kipas Pakarena juga pernah digunakan sebagai tarian resmi di Istana ketika masa pemerintahan Raja Gowa di abad ke 16. Dari situlah budaya kesenian tari ini lahir dari masa ke masa. Kemudian berdampak bagi kebudayaan masyarakat daerah Gowa dan sekitarnya.

By admin